Laman

Minggu, 03 Oktober 2010

Penduduk, Masyarakat, Kebudayaan

1) Menjelaskan Dinamika Penduduk

Jumlah penduduk pada suatu negara selalu mengalami perubahan yang disebabkan oleh faktor kelahiran, kematian dan migrasi atau perpindahan penduduk. Perubahan keadaan penduduk tersebut dinamakan dinamika penduduk.
Dinamika atau perubahan penduduk cenderung kepada pertumbuhan. Pertumbuhan penduduk ialah perkembangan jumlah penduduk suatu daerah atau negara. Jumlah penduduk suatu negara dapat diketahui melalui sensus, registrasi dan survei penduduk. Jumlah penduduk Indonesia sejak sensus pertama sampai dengan sensus terakhir jumlahnya terus bertambah. Sensus pertama dilaksanakan pada tahun 1930 oleh pemerintah Hindia Belanda. Sedangkan sensus yang pernah dilakukan oleh pemerintah Indonesia adalah pada tahun 1961, 1971, 1980, 1990 dan yang terakhir 2000. Sensus di Indonesia dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan waktu pelaksanaan sensus di Indonesia diadakan sepuluh tahun sekali.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dinamika Penduduk

Jumlah penduduk dapat mengalami perubahan dari waktu ke waktu yaitu bertambah atau berkurang. Dinamika penduduk atau perubahan jumlah penduduk dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor yaitu :
  • Kelahiran (natalitas)
  • Kematian (mortalitas)
  • Migrasi (perpindahan)
*SUMBER SUB MATERI BLOG
http://mgmpipsbanyumas.net46.net/index.php?option=com_content&task=view&id=20&Itemid=90


*STUDY KASUS SUB MATERI 1


Dinamika Penduduk dan Perencanaan Pembangunan Daerah

Kebijakan kependudukan dan program pembangunan sosial dan ekonomi yang dilaksanakan Indonesia selama tiga dekade yang lalu telah berhasil menurunkan angka kelahiran dan kematian sehingga mampu menghambat laju pertumbuhan penduduk dari 2,3% pada periode 1971-1980 menjadi 1,4% per tahun pada periode 1990-2000. Walaupun demikian, jumlah penduduk Indonesia masih akan terus bertambah. Di daerah yang pertumbuhan penduduknya telah menurun, terjadi perubahan struktur umur penduduk yang ditandai dengan penurunan proporsi anak-anak usia di bawah 15 tahun disertai dengan peningkatan pesat proporsi penduduk usia kerja dan peningkatan proporsi penduduk usia lanjut (lansia) secara perlahan.

Sedangkan di daerah yang tingkat pertumbuhan penduduknya masih tinggi, proporsi penduduk usia 0-14 tahun masih besar sehingga memerlukan investasi sosial dan ekonomi yang besar pula untuk penyediaan sarana tumbuh kembang, termasuk pendidikan dan kesehatan.

Daerah yang berhasil menekan laju pertumbuhan penduduk menghadapi tantangan baru dimana peningkatan yang pesat dari proporsi penduduk usia kerja akan berdampak pada tuntutan perluasan kesempatan kerja. Disamping itu telah terjadi pergeseran permintaan tenaga kerja dengan penguasaan teknologi dan matematika, yang mampu berkomunikasi, serta mempunyai daya saing tinggi di era globalisasi. Kesemuanya ini berkaitan dengan program bagaimana menyiapkan calon pekerja agar mempunyai kualitas tinggi, dengan ketrampilan yang memadai.

Saat ini setiap tahunnya terjadi kelahiran sekitar 4,5 juta bayi. Bayi-bayi ini akan berkembang dan mempunyai kebutuhan yang berbeda sesuai dengan peningkatan usianya. Pada saat ini dari 100 persen anak-anak yang masuk sekolah dasar, 50% diantaranya tidak dapat melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih tinggi setelah lulus SMP. Mereka akan putus sekolah dan menuntut pekerjaan padahal tidak mempunyai ketrampilan yang memadai. Sempitnya lapangan kerja membuat para pemuda-pemudi putus sekolah menciptakan pekerjaannya sendiri di sektor informal.

Pertumbuhan penduduk, kualitas sumber daya manusia (SDM) yang rendah, dan sempitnya kesempatan kerja merupakan akar permasalahan kemiskinan. Jadi aspek demografis mempunyai kaitan erat dengan masalah kemiskinan yang dihadapi di Indonesia pada saat ini. Daerah miskin sering ditinggalkan penduduknya untuk bermigrasi ke tempat lain dengan alasan mencari kerja. Mereka dapat berpindah secara permanen, menjadi migran ulang-alik, menjadi migran sirkuler yakni bekerja di tempat lain dan pulang ke rumahnya sekali dalam beberapa minggu atau beberapa bulan, atau menjadi migran musiman, misalnya bekerja di kota setelah musim tanam dan musim panen.

Kemiskinan berkaitan erat dengan kemampuan mengakses pelayanan kesehatan serta pemenuhan kebutuhan gizi dan kalori. Dengan demikian penyakit masyarakat umumnya berkaitan dengan penyakit menular, seperti diare, penyakit lever, dan TBC. Selain itu, masyarakat juga menderita penyakit kekurangan gizi termasuk busung lapar, anemi terutama pada bayi, anak-anak, dan ibu hamil. Kematian bayi adalah konsekuensi dari penyakit yang ditimbulkan karena kemiskinan ini (kekurangan gizi menyebabkan bayi rentan terhadap infeksi).

Keluarga mempunyai tanggung jawab terhadap pemenuhan kebutuhan pelayanan dasar anggotanya seperti pendidikan, kesehatan, dan lingkungan hidup. Oleh karenanya diperlukan pemberdayaan keluarga terutama melalui peningkatan akses terhadap informasi tentang permasalahan ini.

Kesimpulannya adalah bahwa pertumbuhan penduduk berkaitan dengan kemiskinan dan kesejahteraan masyarakat. Pengetahuan tentang aspek-aspek dan komponen demografi seperti fertilitas, mortalitas, morbiditas, migrasi, ketenagakerjaan, perkawinan, dan aspek keluarga dan rumah tangga akan membantu para penentu kebijakan dan perencana program untuk dapat mengembangkan program pembangunan kependudukan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang tepat sasaran.

Modul dalam situs ini membuka wawasan tetang bagaimana aspek-aspek demografi dapat diangkat dalam sebuah perencanaan program pembangunan di tingkat kabupaten dan kota. Masing-masing modul akan terkait dengan pemilihan indikator demografi serta data kependudukan yang tepat untuk kepentingan tersebut.



*SUMBER STUDY KASUS SUB MATERI 1
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/11/dinamika-penduduk/


*OPINI
Menurut saya pembangunan daerah ini seharusnya  tidak harus terus dilaksanakan, karena semakin  tahun bertambah semakin sedikit pula tanaman hijau yang punah, contohnya kota jakarta dan sekitarnya mudah banjir dan banyak terjadi bencana alam lainnya.

2) Tiga Pyramid Penduduk


Ada tiga jenis struktur penduduk :

   1. Piramida Penduduk Muda Bentuk Limas (Expansive)
   2. Piramida Stationer Bentuk Granat
   3. Piramida Penduduk Tua Bentuk Batu Nisan (Constructive)


*SUMBER SUB MATERI BLOG

http://mgmpipsbanyumas.net46.net/index.php?option=com_content&task=view&id=20&Itemid=90

*STUDY KASUS SUB MATERI 2

Jumlah Penduduk Indonesia Naik, Beban Negara Bertambah Berat

Jumlah penduduk Indonesia hasil sementara olah cepat Sensus Penduduk 2010 mencatat 237.556.363 orang yang terdiri dari" 119.507.580 laki-laki dan 118.048.783 perempuan. Jumlah ini akan bertambah menjadi sekitar 240 juta jiwa, jika pengumpulan data dilakukan hingga akhir tahun.

Mantan Kepala BKKBN Prof Dr Haryono Suyono mengatakan, lugas BKKBN saat ini sebagai Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional menjadi lebih berat karena garapannya bukan saja masalah) KB tetapi Iebih luas mencakup semua masalah penduduk.

"Kita harus waspada terhadap jumlah pasangan usia subur yang meningkat, dua sampai tiga kali lebih besar dibandingkan era 1970-an."kata Haryono disela-sela Rapat * Evaluasi Program KB Nasional di Kantor BKKBN Jakarta. Rabu (26/8).

Hal lain yang perlu diwaspadai menurut Haryono dan Ketua Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Dr Sonny H, provinsi besar seperti Banten. Jawa Barat, Lampung, dan Sumatera Utara yang pertumbuhan penduduknya dipengaruhi berkembangnya industrialisasi dan perdagangan yang menarik minat penduduk muda dari wilayah lain, tetapi fertilitashya ;(TFR) tinggi.

Struktur penduduk muda tersebut rawan d*ifaj,per tambahan alamiah dengan tingkat kelahiran yang tinggi. atau rata-rata memiliki TFR naik dari 2.3 menjadi 2,6 anak seperti disebutkan dalam Survey Kesehatan dan Demografi Indonesia (SDKI) 2007.

Ketua LDFE UI Dr Sonny mengatakan, program KB ha-rus lebih digalakkan kembali Jika nantinya negara mempunyai beban ganda (double burden). "Banyangkan tahun 2050 jumlah lansia di Indonesia bisa mencapai 80juta. Jika angka kelahirannya tinggi, maka kita akan mempunyai beban ganda. Yang tua dan yang muda sama-sama membutuhkan biaya." Ujarnya.

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr dr Sugiri Syarief. MPA. mengamini komentar-komentar itu. "Oleh karenanya, kita harus bekerja keras. BKKBN bersama mitra-mitra kerja harus terus bekerja keras dan membuat inovasi-inovasi." ujarnya.

Dicontohkan, saat ini BKKBN telah mengembangkan "Genre" (generasi berencana). Artinya, para remaja diberi bekal dalam merencanakan kehidupannya. "Mengatur kapan dia akan menikah, kapan akan punya anak, dan mengatur jarak kelahirannya. Semua itu untuk menyiapkan keluarga sejahtera." kata Sugiri, (dew).

*SUMBER STUDY KASUS SUB MATERI 2
http://bataviase.co.id/node/361127

*OPINI

menurut saya, seharunya pemerintah memberikan perhatian khusus kepada rakyat. supaya tidak terjadinya kelebihan anggaran adalah pembatasan pemakaian fasilitas yang ada pada pemerintah. agar rakyat juga bisa ikut merasakan apa saja yang di miliki oleh negara. jadi jika penduduk di negara ini bertambah. pemerintah tak perlu pusing memikirkan anggaran yang bakal keluar untuk memberikannya kepada rakyat. karena padasebelumnya pemerintah telah mempersiapkan dana untuk membantu rakyat. tanpa dapat menyebabkan beban neegara meningkat ketika jumlah penduduk ikut meningkat.

3) Penjelasan 3 Pyramid Penduduk

Berdasarkan komposisinya Pyramid penduduk dibedakan atas :
- Pyramid Penduduk Muda, yaitu penduduk dalam pertumbuhan, alasannya lebih besar dan ujungnya runcing, jumlah kelahiran lebih besar dari jumlah kematian.
- Pyramid Penduduk Tua, yaitu piramida pendduk yang menggambarkan penduduk dalam kemunduran, pyramid ini menunjukkan bahwa penduduk usia muda jumlanya lebih kecil dibandingkan dengan penduduk dewasa, hal ini menjadi masalah karena jika ini berjalan terus menerus memungkinkan penduduk akan menjadi musnah karena kehabisan. Disini angka kelahiran lebih kecil dibandingkan angka kematian.
- Pyramid Stasioner, disini keadaan penduduk usia muda, usia dewasa dan lanjut usia seimbang, pyramid penduduk stasioner ini merupakan idealnya keadaan penduduk suatu Negara.

*SUMBER SUB MATERI BLOG

http://windysukmawan.blogspot.com/search/label/2.%20Tugas%20Materi%20Ilmu%20Sosial%20Dasar%20BAB%20II

*STUDY KASUS SUMBER MATERI 3





Masalah- Masalah Yang Timbul Akibat Ledakan Penduduk


Masalah - masalah yang timbul akibat ledakan penduduk, antara lain yaitu:
* Persaingan lapangan pekerjaan

Di negara yang memiliki pertumbuhan penduduk tinggi akan semakin banyak orang yang memperebutan lapangan pekerjaan. Diperkirakan harus diciptakan 30 juta lapangan pekerjaan baru setiap tahunnya jika setiap orang yang menginjak usia kerja harus memiliki pekerjaan.

* Persaingan untuk mendapat pemukiman

Persaingan untuk mendapat permukiman yang layak. Persaingan ini terutama terjadi di daerah perkotaan yang padat, tapi tidak ada perumahan yang memadai. Dikota seperti ini, ering kita jumpai permukiman kumuh.

* Kesempatan pendidikan

Dengan makin banyaknya bayi yang lahir setip tahunnya, tentu makin banyaknya diperlukan fasilitas sekolah dan guru yang memadai. Negara miskin, mungkin tidak bisa memenuhi fasilitas pendidikan. Sebagai hasilnya, tidak setiap anak memiliki kesempatan untuk bersekolah dan mendapatkan pendidikan yang memadai.

* Pengendalian peledakan penduduk

peledakan penduduk bisa menimbulkan dampak, maka tiap negara memikirkan untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk. setiap negar memiliki kebijakan sendiri mengenai hal itu, dua diantarannya adalah :

1. insentif dan sanksi

Insentif akan diberikan pada pasangan dengan sedikit anak. Sementara, pasangan yang memiliki banyak anak akan diberi sanksi. Misalnya harus membayar pajak lebih besar.
Cina merupakan salah satu contoh negara yang menerapkan metode insentif dan sanksi. Seperti kita ketahui bahwa cina memiliki penduduk yang beser. Tercatat dari hasil sensusu tahun 2000, jumlah penduduknya 1,3 M. Penduduk cina kurang lebih 22 %dari total penduduk dunia. sejak tahun 1979, pemerintah cina mengkampanyekan kebijakan "satu anak tiap pasangan". Setiap pasangan dicina hanya diperbolehkan memiliki satu anak. Jika pasangan memiliki lebih dari satu anak, tanpa, ijin dari pemerintah, dianggap ilegal.

2. pendidikan tentang keluarga berencana

Di beberapa negara pasangan suami-istri diajari beberapa cara untuk mengendalikan jumlah anak. Sebagian contoh, dibangladesh lebih dari 24.000 wanita setiap tahunnya dikirim ke daerah perkotaan untuk diajak dan diberikan penyuluhan tentang keluarga berencana. dengan penyuluhan ini diharapkan mereka bisa mengatur jumlah anak.

Bagaiman di Indonesia ? Di Indonesia, pengendalian laju pertumbuhan penduduk juga dilakukan dengan kampanye program keluarga berencana. program ini mengajarkan kepada pasangan suami istri untuk memiliki hanya dua anak saja. laki-laki atau perempuan sama saja.

Bagai pegawai negeri, pemerintah menerapkan program insetif, yakni tunjangan anak. Sejalan dengan kampanye keluarga berencana, tunjanagan anak bagi pegawai negeri hanya diberikan sampai anak kedua saja. Hal itu diberlakukan dengan tujuan agar pasangan suami istri membatasi jumlah anak.


*SUMBER STUDY KASUS SUB MATERI 3
http://mediaantroposfer.blogspot.com/2009/11/antroposfer-dan-aspek-kependudukan.html


*OPINI

menurut saya, untuk memperkecil masalah ledakan penduduk adalah dengan diadakannya soasialisasi mengenai kependudukan. bisa saja dengan cara transmigrasi untuk mengurangi masalah kepadatan penduduk di ibu kota, atau penyediaan lapangan kerja dan usaha untuk para" oarang yang ingin mempunyai pekerjaan.
meyediakan rumah susun untuk mentertibkan lingkungan kota dari daerah gubuk liar, pemberian pendidikan yang merata dari sabang sampai merauke. dan mengadakan sosialisasi tentang keluarga berencana di setiap tempat tinggal untuk menekan angka ledakan penduduk, untuk mencegah masalah itu datang kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar